Partai Gerindra dan Jokowi: Hubungan Politik yang Rumit
Hubungan antara Partai Gerindra dan Presiden Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, memang kerap menjadi perbincangan hangat di jagat politik Indonesia. Kedua pihak yang sebelumnya pernah berseteru dalam Pemilihan Presiden 2014, kini harus bekerja sama dalam pemerintahan.
Sejak Jokowi memenangkan Pilpres 2019 dan kembali menjadi Presiden, Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, mulai mendukung pemerintahan Jokowi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan politik antara keduanya tetap rumit.
Menurut pengamat politik, Dr. Burhanuddin Muhtadi, hubungan antara Partai Gerindra dan Jokowi sebenarnya dipengaruhi oleh kepentingan politik masing-masing. “Partai Gerindra tentu memiliki kepentingan politik untuk tetap relevan di kancah politik nasional, sedangkan Jokowi butuh dukungan politik untuk menjalankan program-program pemerintahannya,” ujar Burhanuddin.
Tidak jarang terjadi ketegangan antara kedua pihak, seperti dalam penentuan kebijakan-kebijakan penting seperti Omnibus Law dan reformasi birokrasi. Partai Gerindra seringkali memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah, sementara Jokowi juga tidak segan untuk menegaskan kebijakan-kebijakannya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, hubungan antara Partai Gerindra dan Jokowi memang rumit namun tetap harus dijaga. “Kami harus tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah, namun tetap mendukung pemerintahan untuk kepentingan rakyat,” ujar Dasco.
Meskipun hubungan politik antara Partai Gerindra dan Jokowi terbilang rumit, namun keduanya tetap harus bekerja sama dalam menjalankan pemerintahan. Semoga kedua belah pihak dapat terus menjaga hubungan yang baik demi kepentingan bangsa dan negara.