Pilkada 2024 semakin dekat, dan peran milenial dalam proses demokrasi ini semakin penting untuk diperhatikan. Suara mereka merupakan suara yang mesti didengar, mengingat jumlah mereka yang cukup signifikan dalam pemilih di Indonesia.
Menurut Dr. Denny JA, seorang pakar politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), milenial memiliki peran kunci dalam menentukan hasil Pilkada. “Milenial menjadi pemilih yang sangat berpengaruh dalam proses demokrasi kita. Mereka memiliki kecenderungan untuk memilih berdasarkan visi dan program, bukan sekadar popularitas calon,” ujar Dr. Denny JA.
Tidak hanya sebagai pemilih, milenial juga memiliki peran sebagai agen perubahan dalam Pilkada. Mereka merupakan generasi yang kritis, aktif di media sosial, dan memiliki akses luas terhadap informasi. Hal ini membuat mereka mampu memengaruhi opini publik dan memperjuangkan isu-isu penting melalui kampanye online.
Namun, sayangnya masih banyak yang menganggap bahwa suara milenial tidak begitu berarti dalam Pilkada. Menurut data dari KPU, tingkat partisipasi milenial dalam pemilihan seringkali lebih rendah dibandingkan dengan generasi lain. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para calon untuk bisa mendapatkan dukungan dari milenial.
Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin dan calon pemimpin di Pilkada 2024 untuk mendengarkan suara milenial. Mereka harus memahami aspirasi dan kebutuhan generasi muda, serta menyediakan program-program yang relevan dan dapat menarik minat milenial untuk ikut berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Sebagai milenial, kita juga memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam menentukan arah masa depan bangsa melalui Pilkada. Mari jadikan suara kita sebagai suara yang mesti didengar, dan berperan aktif dalam memilih pemimpin yang terbaik untuk daerah kita. Karena pada akhirnya, masa depan kita sendiri yang akan ditentukan oleh pilihan yang kita buat saat ini.